khairiyati

Teruslah menulis....mana tahu di antara tulisan kita bisa mengispirasi dan memotivasi orang lain... ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerita Kita Berakhir Sudah

#Tantangan Gurusiana ( Hari ke-14 )

Annisa mengusap matanya berkali-kali sambil terus melihat sosok yang tengah berdiri dekat terminal tidak jauh dari tempatnya berdiri . Ia merasa sosok itu sangat ia kenal walaupun itu sudah beberapa tahun silam, banyak perubahan pada dirinya tetap saja ia merasa bahwa perasaannya tidak salah menebak. Sosok yang pernah hadir mengisi hari-harinya 10 tahun yang lalu. Perasaannya jadi tidak menentu, ternyata masih ada juga debaran-debaran halus di hatinya.

Ia mencoba menjauhi sosok tersebut karena tidak ingin terjebak dalam perasaannya sendiri, ia terus berjalan mengitari terminal mencari jalan lain agar pertemuan ini jangan sampai terjadi. Kalau sampai bertemu ia takut nanti tidak bisa mengontrol perasaannya. Tujuannya cuma satu secepatnya sampai di rumah, ia pulang dengan menaiki angkot yang melewati perumahan tempat ia tinggal. Sesampainya di rumah, Annisa disambut oleh suami dan anak-anak mereka, setelah mencium tangan suaminya dan memeluk ke dua buah hatinya ia bergegas ke dapur mengambil piring untuk menyajikan martabak Bandung yang dibelinya di pasar. Anak-anak sangat senang melihat ibu mereka membawakan makanan untuk mereka.

“Asyik…ibu bawa martabak,” Dini berteriak begitu melihat sepiring martabak yang sudah berada di atas meja.

Dengan tidak dikomandoi lagi semuanya langsung menyerbu martabak Bandung sampai ludes tak bersisa. Begitu melihat piring sudah bersih, Doni anak bungsunya nyeletuk :“Yah...abis..,” ucapnya kecewa.

“Besok beli lagi yang Bu, yang buanyaak..,” kata suaminya sambil mengedipkan sebelah matanya kepada istrinya.

“Oke yah, lain kali kalau beli martabak lagi ibu akan beli martabaknya dua kotak sekaligus, “ jawab Annisa sambil tersenyum. Suasana hangat yang barusan terjadi tentu membuat pikirannya menjadi tentram kembali dan bayangan sosok yang dilihatnya di terminal tadi sudah pergi menjauh.

Johan nama laki-laki yang dilihatnya di terminal tadi siang adalah teman dekatnya dari mereka masih SMA sampai akhirnya mereka sama-sama menamatkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Rencana mereka untuk membina keluarga buyar sudah karena Johan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, setelah itu mereka tidak pernah bertemu lagi bahkan menerima kabar tentangnya. Sementara Annisa kemudian menikah dengan Bambang laki-laki pilihan orang tuanya, seorang laki-laki yang bertanggung jawab dan sangat sayang kepadanya. Dan takdirlah yang mempertemukannya dengan Johan hari ini.

Seminggu setelah kejadian itu, tidak disangka-sangka Annisa kembali melihat Johan dan untuk kali ini ia tidak bisa lagi mengelak darinya karena jarak mereka sangat dekat, mereka sama-sama duduk di kereta api yang menuju ke kota. Ke duanya sama-sama terkejut dan hanyut dalam pertemuan yang tidak disangka-sangka itu. Berberapa saat kemudian barulah Annisa mulai bisa menguasai dirinya dan menata debaran-debaran dijantungnya.

“Annisa…, “ Johan menyebut namanya dengan setengah tidak percaya. Ia masih kelihatan ragu apakah sosok dihadapannya ini adalah Annisa yang dulu sangat ia kenal. Seorang wanita cantik dengan balutan busana muslimah yang menambah anggun penampilannya.

“Iya..,”jawab Annisa pendek. Ia tidak tahu mau berkata apa tiba-tiba saja bibirnya jadi kelu. Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan Annisa memberi isyarat dengan meletakkan kedua tangan di dadanya.

“Apa kabar Nis..? Masih ingat denganku? Cukup lama kita tidak bertemu dan ternyata dirimu sangat jauh berbeda,” ucapnya sambil terus melihat Annisa. Annisa menjadi salah tingkah dan ia merasa tidak nyaman dengan tatapan itu. Ia mencoba memalingkan pandangannya keluar kereta. Terlibat bangunan-bangunan yang bergerak cepat ditinggalkan oleh kereta yag melaju dengan kecepatan tinggi.

“Dimana kamu tinggal sekarang tinggal Nis? Dan sudah berapa anakmu?” lelaki itu terus saja menghujani Annisa dengan pertanyaan-pertanyaan.

“Aku tinggal di jalan Jeruk dan sudah punya dua orang anak, “jawab Annisa datar.

“Beruntung kamu Nis, sementara aku belum mempunyai satu orang anak pun, setahun yang lalu istriku meninggal dunia,” katanya sedih.

“Semoga kamu sabar menerima cobaan ini, “ kata Annisa mencoba menghiburnya.

Tiba-tiba kereta berhenti dan Johan bersiap-siap untuk turun.

“Aku turun di sini ya Nis, semoga suatu saat nanti aku bisa berkunjung ke rumahmu,” kata Johan sambil tersenyuman sebelum ia berlalu meninggalkan Annisa. Dan Annisa membalasnya dengan anggukan kepala.

Setelah pertemuan mereka yang ke dua itu Johan sangat rajin mengirimkan pesan-pesan singkat kepada Annisa. Annisa tidak habis pikir dari mana Johan bisa mendapatkan nomor HP-nya. Awalnya Annisa masih meladeni semua pesan yang diterimanya itu, tetapi lama kelamaan ia merasa kalau Johan sebenarnya ingin kembali merajut hubungan mereka seperti dulu lagi. Tentu saja Annisa menolaknya karena ia sudah punya keluarga yang sangat menyayanginya. Johan tidak pernah patah semangat ia tetap saja gigih mewujudkan keinginannya dengan mengingatkan kembali kenangan-kenangan yang pernah mereka jalani bersama.

Annisa merasa bersalah kepada suaminya dengan perasaannya belakangan ini yang masih saja larut dalam kenangannya sepuluh tahun yang lalu. Dengan mengumpulkan semua keberaniannya Annisa menceritakan semuanya kepada suaminya. Ia tidak ingin kejadian ini membuat rumah tangga yang telah mereka bina berantakan. Annisa mengambil HP-nya mencari menu kontak di layar HP tersebut kemudian ia memblokir satu nomor yang tertera di kontak tersebut, “Maaf Johan hidup kita sudah berbeda aku tak ingin kebahagiaanku hilang karena kehadiranmu,” gumamnya sambil mematikan HP.

Baiti Jannati, 28 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap. Ditunggu cerita lain ya yet

28 Jan
Balas

Makasih uni..

28 Jan

Bagus bu..ini masih ada sambungannya ape udehan nih

28 Jan
Balas

Bagus bu..ini masih ada sambungannya ape udehan nih

28 Jan
Balas

Bagusnya gimane bun...Terimakasih supportnya jadi kian semangat lagi nih

28 Jan

Keren

28 Jan
Balas

Makasih bunda Fauziah..

28 Jan



search

New Post