khairiyati

Teruslah menulis....mana tahu di antara tulisan kita bisa mengispirasi dan memotivasi orang lain... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dilema

Dilema

#Tantangan Gurusiana ( Hari ke -15 )

Sudah sepuluh menit kegiatan belajar di kelas VIII.1 dimulai, pembiasaan pagi ini adalah diawali dengan membaca Al Qur’an dan dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya adalah memulai langkah-langkah pembelajaran yang diawali dengan melakukan apersepsi, menanyakan kembali materi yang telah dielajati minggu yang lalu, karena memang jadwal mengajar saya hanya satu kali seminggu untuk setiap kelas yang saya ajar.

Memasuki menit ke lima belas pintu di ketuk dan terdengar suara salam, diikuti dengan munculnya sesosok tubuh yang berdiri di depan pintu.

“Boleh masuk bu.”

Saya dan seisi kelas menoleh keluar dan melihat siapa yang barusan minta izin, ternyata Zikri. Perlahan dia masuk ke dalam kelas dan berdiri tepat di depan saya.

“Dari mana?” tanya Saya bertanya dengan sedikit kesal karena jam segini ia baru datang.

“Habis makan, bu,” jawabnya.

“Sudah tahu kan dengan peraturan ibu?”

“Ya bu, tidak boleh masuk ketika ibu sudah berada di dalam kelas,” jawabnya

“Kalau sudah tahu, silahkan ananda di luar dulu sampai jam pelajaran ibu berakhir,” jawabku.

Setiap sekolah pasti punya peraturan sendiri-sendiri dalam mendisiplinkan anak. Langkah awal pastinya dengan mengadakan sosialisasi peraturan yang akan di terapkan. Setelah semuanya tahu dan paham barulah peraturan itu mulai dijalankan.

Begitu juga dengan saya setiap memasuki tahun ajaran baru hal pertama yang saya lakukan adalah mensosialisasikan peraturan saat mereka belajar dengan saya, diantaranya tidak boleh terlambat masuk kelas, dan dikasih dispensasi lima menit untuk keterlambatannya dan tidak boleh makan-makan selama proses belajar di kelas sedang berlangsung.

Walaupun sudah jauh-jauh hari kita mewanti-wanti mereka untuk melaksanakan kesepatakan yang telah di buat dalam kotrak belajar, tetap saja ada anak-anak melanggar kesepakatan tersebut. Mungkin mereka berprinsip peraturan dibuat untuk dilanggar he he he..

Untuk keterlambatan alasan mereka pun bermacam-macam, ada yang terlambat bangun sehingga tidak sempat sarapan, atau bangunnya sudah cepat tetapi nasi yang mau dimakan belum tersedia karena ibunya belum memasak dan yang paling sedih lagi kalau yang akan dimasak itu yang tidak ada. Kalau anak sudah menyampaikan alasan terakhir guru akan luluh hatinya dan selanjutnya mengizinkan mereka untuk tetap masuk di jam tersebut. Atau terlambat karena hujan biasanya kalau keterlambatannya karena hujan anak dibiarkan saja masuk.

Tujuan kita bersikap tegas kepada anak bukan karena kita tidak punya hati nurani atau tidak merasakan apa yang mereka alami. Kita bersikap seperti itu supaya mereka terbiasa disiplin dan tidak menganggap enteng persoalan. Memang perut lapar menjadi kendala bagi anak bisa berkonsentrasi dalam belajar. Tapi kalau alasannya karena belum makan setiap harinya tentu tidak bisa diterima.

Baiti Jannati, 29 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sip Bu..

29 Jan
Balas

Terimakasih Bunda..

30 Jan

Mantab

29 Jan
Balas

Terimakasih uni

30 Jan

Goood

29 Jan
Balas

Thanks

30 Jan

Nice story

29 Jan
Balas

Makasih Bun..salam kenal..

29 Jan

Salam kenal jugaa ibuSalam dari saya yang masih belajar.

02 Feb
Balas



search

New Post