#Tantangan Gurusiana ( Hari ke-11)

Pagi tadi saya mendapat ucapan selamat dari keluarga besar karena hari ini adalah hari kelahiran saya berdasarkan yang tertulis didokumen resmi dan tentunya dari penuturan ibu tercinta, dan doa terbaik mereka sematkan untuk kebaikan saya nantinya. Dan sore harinya sebuah kejutan lagi datang dari anak-anak sebuah kue ulang tahun yang mereka beli dari uang iuran mereka berempat. Haru tentu saja saya rasakan ditambah lagi dengan kehadiran kakak-kakak dan keluarganya dari Pekan Baru dan Bukittinggi. Mungkin Ini hanyalah sebuah kebetulan, karena kakak datang untuk melihat ibu kami yang kebetulan tinggal dengan saya. Rencana Allah memang selalu indah.

Bertambahnya usia memang tidak selalu identik dengan perayaan ulang tahun. Dan kami pun tidak membudayakannya. Tatapi tetap saja ada orang yang selalu memberikan ucapan disaat mereka mengetahui tanggal kelahiran kita dan ditambah sedikit guyonan “jangan lupa traktirannya ya”. Terlebih lagi saat ini mbah goggle akan selalu mengingatkan siapa dan kapan saja teman kita berulang tahun lewat jejaring FB. Setiap ada yang berulang tahun, orang akan mengatakan semoga panjang umur ya. Apakah benar umur kita bertambah panjang atau sebaliknya malah menjadi berkurang? Kalau kita teliti dari segi angka memang jumlah umur kita bertambah. Contohnya dari umur 30 menjadi 31 tahun. Akan tetapi dari segi penggunaan selanjutnya jatah umur kita sebenarnya berkurang, karena jatah umur umat Nabi Muhammad saw kalau melihat usia Nabi hanya sampai enam puluh tiga, seandainya berlebih tentunya merupakan bonus. Tentunya harus hati-hati menggunakannya.

Panjang pendeknya umur seseorang adalah rahasia Illahi. Kita berharap rezeki umur yang telah diberikan Allah dapat digunakan untuk hal yang bermanfaat bukan digunakan untuk hal-hal yang bisa menyakiti orang lain. Rasulullah pernah mengingatkan umatnya tentang umur manusia sebagaimana sabda beliau yang artinya sebagai berikut :

Dari Adurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab,” Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.” Dia bertanya lagi, ”Lalu siapakah orang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya.” (HR Ahmad, Tirmizi dan Al Hakim).

Berdasarkan hadits di atas sebenarnya yang kita minta kepada Allah SWT bukanlah umur yang panjang tapi bagaimana jatah umur yang diberikan itu bisa digunakan untuk memperbanyak melakukan kebaikan dan beribadah kepadan-Nya bukan untuk kejahatan, sehinga setiap detik dari waktu yang kita miliki tidak diisi dengan kesia-siaan. Di dalam kehidupan sering kali kita mendengar orang berbicara kenapa ya orang yang baik-baik itu cepat dipanggil oleh yang kuasa? Sementara orang-orang yang berperilaku jahat, suka menzalimi orang lain malah yang diberi umur panjang. Itu semua tidak terlepas dari pendidikan yang diberikan Allah agar kita membandingkan mana umur yang kita berkah mana yang tidak.

Allah telah mengingatkan agar umur kita diisi dengan hal-hal yang bermanfaat dan sering-seringlah mengevalusai diri kita terhadap waktu yang telah kita terima, sudahkah kita isi untuk hal yang bermanfaat atau belum. Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nahl ayat 70 yang artinya sebagai berikut :

“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu dan di antara ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun) supaya dia tidak mengatahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”

Jangan menunggu tua untuk berbuat baik.

Baiti Jannati, 25 Januari 2020