khairiyati

Teruslah menulis....mana tahu di antara tulisan kita bisa mengispirasi dan memotivasi orang lain... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Susahnya Menjadi Teladan

Susahnya Menjadi Teladan

Tantangan gurusiana ( Hari ke-17 )

Pada saat dilaksanakan upacara peringatan 17Agustus di sebuah lapangan, hadir para pejabat dari kecamatan, pegawai, guru dan utusan siswa dari berbagai sekolah. Barisan siswa sudah terlihat rapi, sedangkan di sampingnya barisan pegawai dan guru masih terlihat kocar kacir, sebagaian sudah siap dengan posisi berdiri tegap untuk mengikuti upacara dan sebagaian lagi masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Akhirnya komandan upacara yang dipimpin oleh seorang tentara meminta kepada barisan pegawai dan guru untuk berdiri dengan posisi siap mengikuti upacara melalui pengeras suara. Walaupun suara komandan upacara sudah sedemikian nyaringnya, sebagian guru dan pegawai dengan santuynya tetap melanjutkan aktifitas mereka tanpa memperdulikan himbauan tersebut. Baru setelah komandan upacara itu datang langsung ke bariasan guru dan pegawai, merekapun berbaris dengan posisi yang seharusnya.

Begitulah kenyataannya sering kali kita meminta siswa untuk bersikap disiplin atau berbuat kebaikan dalam segala hal. Contohnya disaat mereka menjadi peserta upacara, kita menuntut mereka untuk bersikap disiplin dan tidak boleh berbicara bahkan bermain-main. Disaat kita menjadi peserta upacara tidak pernah serius atau malah asik bercerita. Atau kita menyuruh mereka untuk melaksanakan shalat berjamaah semetara kita enggan untuk shalat di mushalla sekolah dengan anak-anak. Bagaimana mungkin kita akan jadi panutan bagi mereka?

Apa itu teladan ? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) teladan artinya sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan lain sebagainya).

Kita semua tentunya punya keinginan untuk bisa menjdadi sosok yang bisa jadi panutan bagi orang lain. Ada yang benar-benar berusaha memperbaiki dirinya dengan niat ingin berubah, ada pula yang memperbaiki diri hanya untuk pencitraan semata. Sehingga apa yang begitu dia inginkan tercapai. Ia kembali lagi kepribadinya semula.

Sebenarnya syarat untuk bisa menjadi panutan bagi orang lain tidak susah, cukup berperilaku yang baik tanpa ada niatan lain maka ia akan menjadi kebiasaan baik dan terus melekat dalam dirinya sehingga tanpa ia sadari sudah membuat dirinya menjadi panutan untuk orang lain.

Perbaiki dulu diri kita sendiri, maka kita akan mudah membuat orang lain mau mengikuti. Tidak salah Rasulullah selalu mengingatkan kita untuk memulai kebaikan itu dimulai dari diri kita sendiri “Ibda’ Binafsik”.

Rasulullah sebagai teladan kita selalu mangajarkan dan mencontohkan bahwa beliau selalu berusaha memulai dari diri beliau sendiri yang kemudian baru diikuti dan docontoh oleh para sahabat.

Sebagai pendidik kita pun seharusnya seperti itu, jika ingin menjadi yang digugu dan yang ditiru. Maka jadilah pribadi yang menjadi sosok panutan, tidak perlu melakukan hal yang bombatis, cukup hal-hal kecil yang dilakukan tapi memberi pengaruh besar bagi orang lain.

Baiti Jannati, Penghujung Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus Bu. Semoga bisa meneladaniSukses dan sehat selalu

01 Feb
Balas

Terimakasih Bun...sukses juga untuk bunda..

01 Feb

Selalu berbuat yang bermanfaat bagi orang lain. Semoga kita diberikan oleh Allah SWT petunjuk untuk selalu berbuat baik.aamiin

03 Feb
Balas

Aamiin.. makasih uni..

08 Feb



search

New Post